
Ajakan doa Gibran Rakabuming Raka untuk kesehatan Prabowo Subianto dinilai bukan sekadar imbauan biasa, melainkan gestur politik strategis untuk memperkuat citra soliditas dan kepemimpinan duet jelang pemerintahan baru.
Sebuah ajakan sederhana yang dilontarkan Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, agar masyarakat mendoakan kesehatan Presiden terpilih Prabowo Subianto, menjadi sorotan. Di balik imbauan yang terdengar tulus dan manusiawi itu, terbaca sebuah pesan dan strategi politik yang matang dari putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut.
Saat menyapa warga di Solo, Kamis (17/7/2025), Gibran tidak hanya menjalankan peran seremonial. Pernyataannya, “Titip doa nggih, semoga Pak Prabowo selalu diberikan kesehatan dan kelancaran,” bukan sekadar ucapan basa-basi. Pengamat komunikasi politik melihatnya sebagai langkah Gibran untuk secara aktif membangun narasi kepemimpinan “dwitunggal” yang solid dan saling mendukung.
Gestur ini dinilai sebagai bagian dari upaya sadar untuk memproyeksikan citra pemerintahan yang akan datang sebagai sebuah tim yang kompak. Di tengah berbagai dinamika politik pasca-pemilu, Gibran secara konsisten menempatkan dirinya sebagai deputi yang loyal dan suportif. Dengan mengangkat isu kesehatan Prabowo—sebuah tema universal yang menyentuh simpati publik—Gibran berhasil melakukan beberapa hal secara bersamaan.
Pertama, ia memanusiakan figur Prabowo di mata publik. Isu kesehatan adalah persoalan yang dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, melintasi batas-batas politik. Ini adalah cara Gibran untuk mendekatkan sosok pemimpinnya kepada rakyat melalui sentimen empati.
Kedua, Gibran secara halus menegaskan posisinya sebagai jembatan komunikasi antara Prabowo dan masyarakat. Ia tidak hanya menunggu arahan, tetapi proaktif mengambil inisiatif untuk menggalang dukungan moral bagi pasangannya. Langkah ini memperkuat persepsi bahwa ia adalah wakil presiden yang akan berperan aktif, terutama dalam komunikasi publik dan menjaga sentimen positif di akar rumput.
Langkah ini juga sejalan dengan gaya politik Gibran yang kerap menggabungkan pendekatan formal dengan sentuhan personal yang merakyat. Jika selama ini ia dikenal dengan “blusukan” dan program-program yang menyentuh langsung warga, maka ajakan doa ini adalah bentuk “blusukan verbal” yang bertujuan merangkul emosi publik.
Dengan demikian, ajakan doa dari Gibran ini lebih dari sekadar harapan untuk kesehatan. Ia adalah sebuah manuver komunikasi politik yang cerdas, dirancang untuk memperkuat soliditas, membangun citra positif, dan menegaskan peran strategis Gibran dalam konstelasi pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan datang. Ini adalah sinyal bahwa gaya komunikasi pemerintahan baru akan banyak diwarnai oleh langkah-langkah simbolis yang sarat makna.