Prediksi cuaca hari ini mengejutkan: musim kemarau di Jawa Timur justru diwarnai potensi hujan lebat. Kenali anomali cuaca ini dan dampaknya agar tetap waspada.

Lupakan sejenak bayangan terik matahari yang menyengat khas musim kemarau. Di saat sebagian besar dari kita menyiapkan kacamata hitam dan pakaian tipis, alam justru punya skenario berbeda. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda merilis sebuah anomali yang menarik: Jawa Timur, yang seharusnya sedang berada di puncak musim kering, kini justru berpotensi dibasahi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Fenomena “kemarau basah” ini seolah menjadi plot twist di tengah musim. Prediksi cuaca hari ini hingga beberapa hari ke depan, khususnya pada 19-20 Agustus 2025, menunjukkan bahwa sejumlah wilayah akan disambangi hujan yang disertai petir dan angin kencang. Ini bukan sekadar gerimis sore yang syahdu, melainkan potensi cuaca ekstrem yang patut diwaspadai.

Pagi hari, warga di Blitar, Bojonegoro, Gresik, hingga Surabaya mungkin akan mengawali hari dengan rinai hujan ringan. Namun, eskalasi cuaca diperkirakan terjadi saat siang menjelang sore. Wilayah seperti Kota Malang, Jember, Probolinggo, Sumenep, Ngawi, dan Pacitan masuk dalam daftar area yang berpotensi diguyur hujan dengan intensitas lebih tinggi.

Apa Sebenarnya yang Terjadi di Atmosfer?

Meskipun terdengar ganjil, hujan di musim kemarau bukanlah hal yang mustahil. Para pakar meteorologi menjelaskan bahwa fenomena ini seringkali dipicu oleh gangguan atmosfer yang aktif di wilayah tropis, seperti MJO (Madden-Julian Oscillation) atau gelombang atmosfer lainnya. Gangguan ini bertindak sebagai “pemasok” uap air tambahan ke atmosfer, menciptakan kondisi yang ideal untuk pembentukan awan-awan hujan (konvektif) meskipun berada di musim kering.

Akibatnya, langit yang seharusnya cerah biru bisa tiba-tiba menjadi kelabu, membawa serta ancaman nyata bencana hidrometeorologi. “Kami mengimbau masyarakat untuk tidak lengah. Potensi genangan air, banjir lokal, hingga tanah longsor di daerah dataran tinggi perlu menjadi perhatian serius,” ungkap seorang prakirawan dari BMKG Juanda.

Suhu udara di Jawa Timur sendiri diperkirakan bermain di rentang 13 hingga 36 derajat Celsius, sebuah rentang yang cukup lebar, menandakan dinamika cuaca yang tidak stabil. Kelembapan udara yang tinggi, mencapai 55–99 persen, semakin mengonfirmasi bahwa atmosfer menyimpan banyak uap air yang siap tumpah.

Oleh karena itu, ada baiknya untuk sementara menyimpan rencana menjemur pakaian dalam jumlah banyak atau menggelar acara di ruang terbuka tanpa persiapan. Selalu perbarui informasi cuaca dari kanal-kanal resmi BMKG, baik melalui aplikasi maupun media sosial. Karena pekan ini, payung dan jas hujan mungkin akan menjadi teman beraktivitas yang jauh lebih relevan daripada yang kita duga.

admin

"Selamat datang di SMP Negeri 6 Cirebon, tempat pembelajaran inovatif yang membentuk siswa berprestasi dan berkarakter unggul. Bergabunglah dengan kami untuk meraih pendidikan terbaik di Ngawi."